Sahabat Penulis
| Fast Response WA 0813-6160-2290
Informasi

Klik Ikon di bawah untuk menuju akun sosial media dan toko online kami

    »    POST    »    WARTAWAN BERANI WARTAWAN TAKUT

WARTAWAN BERANI WARTAWAN TAKUT



Judul        WARTAWAN BERANI WARTAWAN TAKUT

Jenis         : Nonfiksi

Penulis     AIDI YURSAL

ISBN         : 978-623-8266-09-8

Harga         : Rp190.000 

Blurb                        

Jika tidak punya  jiwa berani, jangan jadi wartawan. Sebaliknya  jika tidak punya jiwa penakut juga jangan jadi wartawan. Dua kata yang sebenarnya sangat saling berseberangan yang terkadang sangat membingungkan. Namun keduanya mesti dimiliki seorang wartawan, terutama bagi yang diterjunkan atau ditugaskan untuk meliput suatu kejadian atau peristiwa  bentrok senjata, konflik antar kelompok menggunakan senjata tajam atau senjata benaran sekalipun.

      Begitupun untuk menerapkan jiwa berani ada momennya. Demikian juga untuk menerapkan jiwa penakut juga ada saatnya. Keduanya, berani dan takut, jelas tidak bisa diterapkan sekaligus.  Artinya sewaktu seorang wartawan itu dituntut jiwa beraninya, dia tidak boleh takut. Demikian pula waktu dia dituntut jiwa rasa takutnya, dia tidak boleh berani lagi. Begitupun rasa takut tidak boleh berlangsung lama. Sang Wartawan harus melihat suasana dan membaca situasi. Jika sudah mulai meredah, dia mesti bangkit dan kembali dengan jiwa beraninya.   Namun berani untuk menerapkan rasa takut merupakan suatu langkah terbaik bagi seorang wartawan tatkala suasana berada dalam keadaan mencekam yang membayakan keselamatan diri. 

      Hal seperti itu pernah dilakukan oleh wartawan Asahi Shimbun Jepang sewaktu meliput gejolak  kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh sekitar tahun 1999 pasca jatuhnya Presiden Soeharto dari jabatan Presiden RI. Saat kami sedang asyik menikmati santap atau  makan malam di salah restoran Rumah Makan  Khas Minang di Lhokseumawe, tiba-tiba  terdengar aksi tembak menembak dari jarak yang sangat dekat dari lokasi tempat kami makan malam.   

      Sang wartawan Asahi Shimbun itu bergegas bergerak dari kursi makan dan lantas dia masuk kolong meja makan sebagai upaya menyelamatkan diri. Kesimpulannya bahwa sebagai wartawan asing yang berpengalaman dalam berbagai liputan antar negara, termasuk liputan di daerah konflik di Aceh, rasa takutnya terlihat kental saat terjadi bentrok senjata yang sepertinya hujan peluru malam hari di kota kecil Lhokseumawe. Namun rasa takut itu tidak berlama-lama, begitu mulai agak reda aksi tembak penembak, dia bangkit lagi dan berani keluar restoran untuk segera berangkat ke tempat penginapan dengan mobil rental. 


 Pemesanan:  Whatsapp 0813-6160-2290